- MAN 4 Bantul Bekali Siswa Kelas XII dengan Ujian Praktik Perawatan Jenazah
- WFO Ramadan Berkah: Dedikasi Guru dan Pegawai MAN 4 Bantul di Bulan Suci
- Gebyar Ramadan MAN 4 Bantul Hadirkan Kompetisi KURMA yang Meriah dan Inspiratif
- Prestasi Gemilang, MAN 4 Bantul Pimpin Daftar Lulusan SNBP Terbanyak Tingkat Madrasah di Bantul
- Tutup Kegiatan Ramadan, MAN 4 Bantul Salurkan Zakat Fitrah untuk Sesama Bantul (MAN 4 Bantul)
- MAN 4 Bantul Syiar Ramadhan dengan Video Kajian Pendek “KUKIS” di Media Sosial
- Tim PAI MAN 4 Bantul Sosialisasikan Kegiatan Ramadhan, Siswa Siap Sambut Bulan Penuh Berkah
- Semarak Ramadhan, MAN 4 Bantul Gelar Pesantren Ramadhan dengan Beragam Kegiatan Keislaman
- MAN 4 Bantul Gelar Sosialisasi Pemilihan Peminatan, Siswa Kelas X Siap Tentukan Masa Depan
- Siswa Kelas XII MAN 4 Bantul Jalani Ujian Praktik Keagamaan sebagai Bekal Sebelum Kelulusan
Kasus Brigadir J Ditarik ke Bareskrim, IPW: Polri Harus Terbuka, Jangan Ada yang Ditutupi

Keterangan Gambar : Sejumlah polisi berjaga saat pembongkaran makam almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu, 27 Juli 2022. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch mendukung langkah Bareskrim Polri untuk mengambil alih penanganan kasus tewasnya Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di rumah Irjen Ferdy Sambo dari Polda Metro Jaya. Kapolri Jenderal Listyo Sigit diminta tegas menangani kasus ini sesuai perintah Presiden Jokowi untuk diproses hukum, terbuka dan jangan ditutup-tutupi.
"Saatnya, Polri membuka dan menjelaskan kepada publik apa yang terjadi dalam adu tembak anggota Polri tersebut," kata Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Ahad 31 Juli 2022.
Apalagi peristiwa itu melibatkan anggota yang tergabung dalam satuan tugas khusus (satgassus) yang dibentuk Kapolri sendiri. Dari penelusuran Indonesia Police Watch (IPW), Brigadir Satu (Briptu) Nopryansah Yosua Hutabarat yang tewas ditembak merupakan anggota satgassus. Sementara yang menembak yakni Bhayangkara Dua (Bharada) Richard Eliezer juga anggota satgassus. Sedang kejadiannya berlangsung di rumah Kepala Satgassus (kasatgassus) Irjen Ferdy Sambo yang saat itu merangkap selaku Kadiv Propam Polri. Kedua-duanya, baik Briptu Nopryansah Yosua dan Bharada Richard Eliezer juga merupakan ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Baca Lainnya :
- Pemandangan Roket Long March 5B Cina yang Jatuh Liar ke Bumi0
- BRIN Minta Warga Laporkan Sampah Antariksa Cina yang Jatuh 0
- Fitur Pencarian di Laman PSE Hilang, Kominfo: Pusat Kerentanan0
- Beranda Nasional Paypal hingga Steam Diblokir, LBH Jakarta Tuding Kominfo Otoriter0
- 2.000 Kader Bakal Kawal Pendaftaran Partai Rakyat Adil Makmur ke KPU0
Sebelumnya, penanganan kasus polisi tembak polisi tersebut ditangani oleh Polda Metro untuk dua laporan. Laporan pertama berkenaan dengan dugaan pelecehan seksual atau pencabulan. Sedan laporan kedua berkenaan dengan dugaan pengancaman dan kekerasan serta percobaan pembunuhan. Sementara kasus yang ditangani oleh Bareskrim Polri berkenaan dengan dugaan percobaan pembunuhan dan penganiayaan yang dilaporkan oleh kuasa hukum keluarga Briptu Nopryansah Yosua Hutabarat.
Agar menjadi tidak bias dan satu koordinasi, akhirnya keseluruhan peristiwa pidana dari polisi tembak polisi itu ditangani oleh Bareskrim Polri. Sehingga, penanganan kasus tersebut berada di wilayah Tim Khusus Internal Polri yang digawangi Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai penanggung jawab dengan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto sebagai anggotanya.
Peristiwa polisi tembak polisi yang terjadi di lingkungan satuan kerja Divisi Propam Polri sekaligus berada di Tim Satgassus Polri menurut IPW, Kapolri Jenderal Listyo Sigit harus menegakkan aturannya sendiri yakni Perkap Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengawasan Melekat di Lingkungan Polri. Sebab, dalam kejadian ini, atasan yakni Irjen Sambo tidak melakukan kewajiban melaksanakan waskat sesuai pasal 9 Perkap tersebut.
"Bunyi lengkap pasal 9 Perkap 2 Tahun 2022 yakni atasan yang tidak melakukan kewajiban dalam melaksanakan waskat sebagaimana diatur dalam peraturan Kapolri ini, diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," ujarnya.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan, pelimpahan ke Bareskrim untuk efektivitas dan efisiensi manajemen penyidikan. Selain itu mempercepat proses pembuktian secara ilmiah.
“Untuk penyidikan tetap dari penyidik Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan, tergabung dengan tim sidik, tim khusus,” ujarnya saat dihubungi pada hari ini.
